Minggu, 15 Juni 2014

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

        
Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
DSS menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem Pendukung Keputusan (DSS) dibuat sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan seorang manajer dalam membuat keputusan yang spesifik dalam memecahkan permasalah yang spesifik pula.
Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan
  1. Tahap Pemahaman
  2. Tahap Perancangan
  3. Tahap Pemilihan
  4. Tahap Penerapan
  • Tahap Pemahaman
Sebuah proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan mempelajari masalah terhadap lingkungan yang memerlukan data => mengolah data => mengujinya => menjadikan petunjuk dalam menemukan pokok masalah => mencari solusi => bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.
  • Tahap Perancangan
Sebuah proses pengembangan, analisis dan pencarian alternatif tindakan atau solusi yang mungkin untuk di ambil/ di lakukan => Identifikasi dan mengevaluasi alternative
  • Tahap Pemilihan
Sebuah proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasar tujuan yang dapat dicapai pada tahap berikutnya => memilih solusi terbaik
  • Tahap Penerapan
Sebuah proses untuk melaksanakan dan menerapkan alternatif tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah di identifikasi => Menerapkan solusi dan membuat tindak lanjut.
Jenis Keputusan
  1. Keputusan Tak Terprogam: tidak terprogram, tidak ada metode pasti untuk menangani masalah
  2. Keputusan Terprogram: berulang dan rutin, suatu prosedure dilakukan bukan sebagai sesuatu yang baru
  3. Keputusan Semi Terprogram: kombinasi tak terprogram dan terprogram
Jenis Masalah
  1. Masalah terstruktur => terdapat pada 3 tahap (pemahaman, perancangan dan pemilihan)
  2. Masalah tidak terstruktur => tidak terdapat dalam 4 tahap
  3. Masalah semi terstruktur
Keharusan Dari DSS
  1. Membantu manajer dalam membuat  keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
  2. Mendukung penilaian manajer
  3. Meningkatkan efektivitas  pengambilan keputusan manajer dari hanya sekedar efisiensi
NB : "DSS TIDAK MENGANTIKAN MANAJER"
Model DSS
Terdapat Database, yang isinya digunakan oleh:
  • Perangkat Lunak Penulisan Laporan => menghasilkan laporan periodik maupun khusus

  • Model Matematika => menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen
Perangkat Lunak GDSS (group DSS)
Memungkinkan beberapa pemecah masalah bekerja bersama-sama sebagai satu kelompok untuk mencapai solusi. Pemecah masalah dapat mewakili sebuah komite atau tim proyek, para anggota kelompok dapat berkomunikasi secara langsung atau melalui GDSS.
GDSS
Suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam satu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interfase bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
Proses yang terjadi pada GDSS :

  • Mengorganisasi pendapat yang  muncul dalam kelompok
  • Mengumpulkan informasi
  • Mengurutkan berdasar prioritas
  • Mengumpulkan aspek-aspek pendukung
Sumber :

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Menggunakan Metode SAW

Metode SAW sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Keterangan :
 = nilai rating kinerja ternormalisasi
 = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria
 = nilai terbesar dari setiap kriteria
 = nilai terkecil dari setiap kriteria
benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik
cost         = jika nilai terkecil adalah terbaik
dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:
Keterangan :
Vi   = rangking untuk setiap alternatif

wj   = nilai bobot dari setiap kriteria

rij   = nilai rating kinerja ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Contoh:

- Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun.
- Beberapa alternatif investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan.
- Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan,yaitu:
C1=Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut.
C2 =Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
C3 =Dayadukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung naiknya tingkat produktivitas perusahaan. 
Daya dukung diberi nilai: 1= kurangmendukung, 2 = cukup mendukung; dan 3 =sangat mendukung.
C4 =Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan. 
Prioritas diberi nilai:1=sangat berprioritas, 2 =berprioritas; dan 3 = cukupberprioritas.
C5 =Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran. 
Ketersediaan diberi nilai:1= sulit diperoleh, 2 = cukup mudahdiperoleh; dan 3 =sangat mudah diperoleh.
- Dari pertama dan keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya, sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria keuntungan.
- Pengambil keputusan memberikan bobotuntuk setiap kriteria sebagai berikut:
C1 = 25%; C2 =15%; C3 = 30%;Â  C4 = 25; dan C5 = 5%.
- Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu:
A1= Membeli mobil box untuk distribusi barang ke gudang;
A2 = Membeli tanah untuk membangun gudang baru;
A3 = Maintenance sarana teknologi informasi;
A4 = Pengembangan produk baru.
  • Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria adalah:
  • Normalisasi
  • Normalisasi
  • Normalisasi

  • Normalisasi
  • Normalisasi
  • Hasil Normalisasi

  • Proses perangkingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan :
  • Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
  • Nilai terbesar ada pada V3, sehingga alternatif A3 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, maintenance sarana teknologi indormasi akan terpilih sebagai solusi untuk investasi sisa usaha.
Simple Additive Weighting (SAW), dengan Flow Chart perhitungan seperti di bawah ini

Sumber : 
- http://www.inilahjalanku.com/aplikasi-sistem-pendukung-keputusan-spk-menggunakan-metode-saw-wp-dan-topsis/
- http://www.scribd.com/doc/45255336/Metode-Saw-Contoh-2